s

  

Create Your Dreams


PRESENTASI
Halaman Utama
Penghasilan Multiplikasi
Contoh Perhitungan Komisi
Pengembangan Usaha
Produk Unggulan
Info Kesehatan
FAQ
PROFIL
Perusahaan
Create Your Dreams
KISAH SUKSES
Ir. Alex IW (CAM)
Dahlia Herlina (DDAM)
Salam Hidayat (DAM) 
Yakobus Sunardi (PAM)
Sugimin (RAM)
Abas Safingi (RAM)
Nini Khosali (RAM)
KESAKSIAN
Pewaris Usaha CNI
 

ANJUANDO F. NAIBAHO 

"Pewaris Usaha CNI "

 


Mewarisi bisnis MLM tidak pernah singgah dalam benaknya. Namun, anak muda ini berhasil mengembangkan warisan ayahnya mencapai posisi puncak di MLM CNI.

Pernah lihat iklan CNI di layar kaca? Anak muda ini tampil sebagai
penerima warisan MLM CNI yang berhasil. Tangannya mengayun-ayun, mengajak pemirsa bergabung. Nah, anak muda tertubuh tambun ini, bernama Anjuando F. Naibaho.

Namun, perannya sebagai penerima warisan, bukan cuma sekadar akting ataupun tuntutan skenario saja. Melainkan, kiprahnya sebagai penerima warisan MLM CNI, benar-benar kenyataan. Ia berhasil mengembangkan warisan kedua orang tuanya � pasangan Saverius Naibaho dan Lucia Sihombing � dari peringkat Diamond Agency Manager (DAM) meningkat ke posisi puncak: Crown Agency Manager (CAM). Dua buah mobil mewah
Mercedez Benz New Eyes dan BMW, berhasil diraih. Belum lagi ditambah kepemilikan rumah, dan bonus per bulannya yang mencapai ratusan juta. Yang membawa Anjuando termasuk jajaran top orang-orang kaya di MLM.


Padahal, berkah "warisan MLM" ini tidak pernah melintas dibenaknya. Cita-citanya hanya menjadi seorang arsitek, sehingga memilih Fakultas Teknik pada sebuah Universitas di Bandung. Namun, suratan takdir menentukan lain. Ibunda tercinta, menyusul ayahnya menghadap Sang Pencipta, September 1996 lalu. "Waktu itu, saya hanya disuruh menjaga mama saja yang waktu itu sakit keras," kenang bujangan yang lahir di Medan, 15 April 1974.

Menurutnya, saat itu tidak ada tanda-tanda bakal melanjutkan estafet bisnis CNI. Sebab, selain menjaga mama, ia hanya diminta disuruh bekerja. Kebetulan saat bisnis ini ia dijalankan, bagaimana hak dan kewajibannya, dan dasar-dasarnya sudah ia dipahami.

Ia baru terkejut, setelah mamanya menghembuskan napas terakhir.
Sesuai keputusan keluarga, anak kedua dari enam bersaudara ini
diminta melanjutkan usaha kedua orang tua. "Sebetulnya masih ada kakak. Tapi, karena sudah berkeluarga dan punya kesibukan, dia akhirnya menunjuk saya," kenang Anjuando yang berhasil menyandang gelar MBA dari sebuah perguruan tinggi di Medan. Tanpa dapat mengelak, bisnis ini akhirnya dilakoni, walaupun berbagai keraguan muncul. Misalnya, apakah sanggup mengembangkan bisnis ini? Atau sebaliknya, ditangannya bisnis ini makin melorot? Lalu bagaimana dengan CNI sendiri?

"Jadi, saya harus bertekad mendalami bisnis ini. Tidak hanya bertanya dan menerima. Tapi, harus mempelajarinya dengan detail," ujarnya dengan nada tinggi. Ia lantas mengikuti berbagai training, termasuk berbagai persyaratannya yang digelar pihak perusahaan. Selain itu, juga banyak konsultasi dengan para leader di Medan, yang kebetulan sahabat papanya. Salah satunya yang banyak membantu di lapangan adalah Sri Baginda Siregar.

"Setelah mengerti, baru saya tetapkan target, dan apa yang saya harus lakukan," tambahnya. Langkah pertama, menganalisa jaringan yang terbentuk, khususnya mereka yang membutuhkan dukungan. Sumatera Barat menjadi pilihannya. Ia langsung menemui mitranya, membuat komitmen untuk saling kerjasama. Hasilnya tidak main-main, dalam tempo setahun melanjutkan warisan, peringkatnya naik menjadi Double Diamond Agency
Manager, 1996. Pada Agustus di tahun yang sama, sebuah mobil BMW seri 5 diraihnya. Mei 1999, saat negeri ini dililit krisis, peringkatnya tercapai, disusul perolehan komisi kepemilikan rumah seharga Rp 600 juta. Di garasi rumahnya, koleksi mobilnya bertambah Mercedez Benz New Eyes, 2001 lalu.

"Puji Tuhan. Saya berhasil mengembangkan warisan ini," katanya dengan mata berbinar-binar. Menurutnya, semua MLM � lepas dari perusahaannya, selalu dapat diwariskan kepada keluarga ataupun orang lain, sesuai penunjukkan surat wasiatnya. Hanya saja, persoalan yang muncul, dapatkah bisnis ini dikembangkan dengan baik? "Inilah sebenarnya tantangan yang paling besar," paparnya. Karena itu, dukungan keluarga sangat diperlukan, sesuatu yang mutlak sifatnya.

Jadi, katanya, tidak salah bila MLM dinilai sebagai bisnis keluarga,
di mana istri dan anak terlibat di dalamnya. Bahkan lebih dari itu.
Anjuando menyebut, kakak dan adik-adiknya adalah pemilik saham dari usaha MLM CNI. Sebab, setelah kedua orang tuanya tiada, mereka terlibat dalam bisnis ini. "Karena itu, kita menikmati warisan dari orang tua yang kita kembangkan bersama," tuturnya pada Lian Lubis yang menemuinya di Hotel Ibis, Slipi Jakarta Pusat.

Namun, karena kesibukan, wawancara itu tidak berlangsung lama. Ia minta dilanjutkan di Gedung Graha CNI. maklumlah di situ, anak kedua dari enam saudara, punya jadual melakukan presentasi bersama CAM lainnya, Heriyanto dari Surabaya. "Presentasi saya ini nyata, berdasar pengalaman. Dan sudah berhasil, hingga mencapai Crown. Jadi, kalau Anda ingin berhasil, ikuti cara saya berbisnis CNI," ujarnya tertawa, yang disambut tepukan tangan oleh para peserta. Berikut kutipan wawancaranya:

Anda tidak menyangka diwarisi bisnis ini. Apakah Anda demam panggung" saat memulainya?
Soal itu jelas sekali. Tidak mungkin saya langsung stabil. Ketika
disuruh bicara, saat mengikuti training Paket A, saya langsung grogi. Sebab, ketika menjadi mahasiswa, saya tidak pernah tampil. Saya hanya cerita testimoni saja, seperti bagaimana saya menjalani dan sebagainya. Tapi, karena proses pembelajaran terus menerus, saya mampu meminimalkan grogi tersebut. Itu saja kuncinya, belajar dan belajar terus.

Boleh tahu tantangannya?
Pada umumnya rasa khawatir saja. Apakah saya mampu mengembangkannya? atau malah justru menurun? Apakah di CNI bisa bertahan lama? Namun, setelah mengikuti berbagai training, terutama mengetahui misi dan visi perusahaan, saya bertambah yakin. Saya fight penuh di CNI. Nah, dalam pelaksanaan, tantangan paling besar ketika mendapat point besar, tiba-tiba langsung anjlok, lalu mitra lari ke MLM lain atau digaet orang lain. Tapi, saya tetap berinteraksi dengan mitra yang setia di bisnis ini. Buat saya ini prinsip. Walau berprestasi, kalau tidak setia, tidak usahlah.

Itu kan internal, ekternalnya?
Meyakinkan orang lain yang melecehkan bisnis ini. Jangankan orang lain, keluarga sendiri saja, tidak ada yang mau. Tidak percaya pada bisnis ini. Itulah tantangannya.

Apakah kemampuan Anda juga diragukan?
Itu sih pasti ada. Maklum, saya hanya melanjutkan. Jadi, dianggap
belum punya pengalaman. Buat saya, itu sih sah-sah saja. Dan itu
tantangan, bisa tidak kita menepis anggapan itu. Puji Tuhan, saya
berhasil, ditandai naiknya peringkat. Lalu bagaimana jika downline tidak mampu menjual? Apa solusi Anda, mengingat pengalaman Anda masih minim saat itu? Saya langsung meniru cara menjadikan menjual itu gampang. Lalu, saya bantu dan ajak mereka training. Saya demo produk-produk, menjual langsung, serta terjun ke dalam praktek lapangan.

Apakah sikap tersebut hasil training?
Oh, jelas sekali. Saya benar-benar merasakan adanya perubahan sikap, terutama dalam berpikiran positif. Kalau dulu, bila melihat
ketidakberesan dan ketidakbenaran, mungkin kita marah-marah. Tapi di training, kita tidak diajarkan seperti itu. Kita harus menganalisa dulu, kenapa tidak beres? Kenapa tidak bagus? Artinya, kita jangan mau untungnya, mau enaknya saja. Kalau susah tidak mau, lalu marah-marah.

Apakah Anda sependapat, MLM yang baik punya training terjadual untukmeningkatkan SDM membernya?
Setuju saja, tapi mesti ada beberapa penambahan. Sebab, dalam bisnis ini, kita harus bekerja sama dengan mitra, membuat strategi dengan upline. Lalu, dalam rangka mendukung bisnis ini, juga diperlukan produk yang berkualitas. Bukan produk yang sembarangan. Nah, MLM yang benar itu, harus punya pendidikan, dan sifatnya global mulai dari dasar, menengah dan atas. Semua bertingkat.

Jadi, tidak dipisah-pisahkan?
Betul sekali. Karena namanya produk, pelatihan dan marketing plan, merupakan satu sistem. Bila ada yang kurang, maka mengganggu sistem keseluruhan.

Anda sependapat MLM perlu diperkenalkan kepada mahasiswa?
Soal itu, saya sependapat sekali. Kebetulan, banyak jaringan saya
anak-anak muda. Banyak juga mahasiswa.

Apa penilaian mereka tentang MLM?
Pada mulanya, kalau dijelaskan mereka mencibir. Menganggap bisnis ini kacangan, tidak sesuai dengan pendidikan yang digeluti. Tapi, bila ada downline yang berprestasi menerangkan, baru mereka yakin. Dan soal itu, saya juga mengalami. Mereka menolak juga keberadaan saya.


Lalu, pendekatan apa yang Anda lakukan kepada orang-orang muda?
Saya lebih banyak membicarakan soal masa depan. Sebagai orang pendidikan, sepatutnya mereka bisa melihat ke depan. Lalu, saya tekankan, bagaimana orang tua susahnya mencari uang. Kalau bapaknya pegawai, maka menunggu sebulan untuk memperoleh uang. Selama itu pula, banyak yang mereka  kerjakan. Jadi, saya berusaha membuka wawancaranya dulu, menyadarkan tanggungjawabnya.

Lantas?
Jika mereka sadar, baru saya menjelaskan tentang MLM. Bagaimana bisnis ini dijalankan, tanpa harus mengucurkan modal besar, waktunya yang fleksibel, tidak terikat kepada ruang. 

 

Bagaimana keberhasilan bisnis ini dapat dicapai dan sebagainya? 

Di MLM, jika punya kemauan, sukses dapat diraih 3-4 tahun, di mana penghasilannya tanpa batas. Semua itu dijelaskan dengan santai, bercanda dan minum kopi. Tapi ingat, jangan minum kopi yang lain (tertawa panjang)?

Hasilnya?
Ya, namanya mensponsori, kan ada yang berhasil dan tidak.

Dari pengalaman, apakah orang yang punya pendidikan mudah dimotivasi?
Bicara soal motivasi, itu tergantung kepada pikiran. Bila punya tekad dan kemauan, saya yakin orang bisa ambil keputusan. Misal, bila saya bicara tentang siklus hidup dulu. Nah, orang bekerja itu � apa pun jenisnya, ujung-ujungnya dapat penghasilan, yang kemudian dibelanjakan untuk keperluan rumah tangga dan sebagainya. Di CNI itu beda. Beli produk dulu, baru dapat penghasilan. Dan, biar penghasilan itu besar, maka ajaklah rekan-rekan Anda, saudara, tetangga untuk berubah cara belanjanya. Artinya, penuhilah kebutuhan rumah tangga
Anda dengan CNI. Nah, pendekatannya tetap pada masa depan.

Tapi kan, kenyataanya tidak mudah mengajak mereka bergabung?
Saya pikir banyak faktornya. Salah satunya, ya money game. Dulu, masyarakat Medan itu, memandang semua MLM sama dengan money game. Itu yang paling berat mengubahnya. Jadi, insan-insan MLM, tidak boleh diam begitu saja. Harus perangi dan menjelaskannya secara benar. Paling utama, saya pikir, menjelaskan soal produk, tidak usah bicara soal sistemnya. Setelah konsep produk mereka jalankan, akhirnya dapat penghasilan. Barulah mereka akan melihat tata cara penghasilan yang benar di MLM. Tidak seperti money game, orang pertama selalu untung
tidak peduli korbannya.
Dulu, banyak orang bilang, Bapak saya mau menipu. Sebab, kontraktor besar kok ditinggalkan, lalu dagang obat-obatan. Saya pikir, waktu itu, wajar saja, karena belum ada sistem yang terbukti. Saya percaya, Bapak saya itu suka mencoba hal-hal yang baru. Karena dianggap baik, makanya bapak terjuan total di bisnis ini.

Apa obsesi Anda ke depan?
Soal warisan, semua orang pasti memperolehnya dalam konsep MLM. Begitu juga di CNI, bila ingin mendapat warisan, ya harus dengan berjuang. Nah, persoalannya, bagaimana warisan pejuang itu dapat kita teruskan, kita pertahankan agar lebih makmur. Jangan seperti negara ini warisan hutangnya banyak. Saya ingin, lewat warisan yang diperoleh itu, keluarga benar-benar menikmati usaha ini dan mampu meningkatkan taraf hidup keluarga dan para mitra di jaringan saya.

Bagaimana kiat berhasil di MLM?
Secara khusus, ya terus bertahan. Sebab, bisnis itu kan tidak stabil,
selalu turun naik. Jadi harus meningkatkan kinerjanya, dengan tetap bertahan dalam koridor-koridor MLM itu sendiri. Jangan cepat pindah ke MLM lain dan jadi supermarket. Kita harus benar-benar memahami produk dan sistemnya.


[NEXT]

MITRA YANG MEMBANTU MEWUJUDKAN IMPIAN ANDA

 

Upline :

Puspita Dewi

N-2582552

KLIPING
Gebyar CNI 2003
Target Omzet 2003 : 1,2 T
Buktikan Khasiat Nutrimoist
KPT, Cermin Jutawan CNI

Copyright � 2003 Create Your Dreams